Bonnie dan Potts (dalam Sulianto, 2003) berpendapat bahwa terdapat beberapa kemampuan yang terpisah yang berkaitan dengan kemampuan yang menyeluruh untuk berpikir kritis, yaitu: menemukan analogi-analogi dan macam hubungan yang lain antara potongan-potongan informasi, menentukan kerelevanan dan kevalidan informasi yang dapat digunakan untuk pembentukan dan penyelesaian masalah, serta menemukan dan mengevaluasi penyelesaian atau cara-cara lain dalam menyelesaikan masalah. Meskipun semua pendapat di atas berbeda, namun pada hakekatnya memiliki kesamaan pada aspek mengumpulkan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif.
Dengan demikian agar para siswa tidak salah pada waktu membuat keputusan dalam kehidupannya, mereka perlu memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik. Menurut Ruber (Romlah, dalam Sulianto) dalam berpikir kritis siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan, pemecahan masalah, dan mengatasi masalah serta kekurangannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Tapilouw (Romlah, Sulianto), bahwa “berpikir kritis merupakan berpikir disiplin yang dikendalikan oleh kesadaran. Cara berpikir ini merupakan cara berpikir yang terarah, terencana, mengikuti alur logis sesuai dengan fakta yang diketahui”.
Dari uraian di atas tampak bahwa berpikir kritis berkaitan erat dengan argumen, karena argumen sendiri adalah serangkaian pernyataan yang mengandung pernyataan penarikan kesimpulan. Sedangkan belajar menurut model pembelajaran berpikir induktif adalah menarik kesimpulan tentang hal yang bersifat khusus dari hal-hal yang bersifat umum. Mahuri menyatakan, model pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis
C. Keterkaitan Mengembangkan Kemampuan Berpikir Aktif dan Kreatif dengan Materi Segi Empat
Evans (dalam Siswono) menjelaskan bahwa berpikir kreatif adalah suatu aktivitas mental untuk membuat hubungan-hubungan (conections) yang terus menerus (kontinu). Berpikir kreatif dapat juga dipandang sebagai suatu proses yang digunakan ketika seorang individu mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru.
Dalam materi segi empat, kita hanya memberikan teorema tentang segi empat, kemudian siswa akan dibimbing untuk menemukan rumus yang belum pernah kita sampaikan sebelumnya. Jadi materi segi empat akan mendorong siswa untuk berpikir ritis dan kreatif.
D. Keterkaitan antara Model induktif dengan Teori Kognitif
Belajar menurut model pembelajaran berpikir induktif adalah menarik kesimpulan tentang hal yang bersifat khusus dari hal-hal yang bersifat umum.
Uraian di atas menyatakan bahwa model pembelajaran berpikir induktif sesuai dengan model induktif. karena untuk menarik kesimpulan butuh keaktifan dari siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar